Introvert? Berani Benar, Berani Beda!

       Harroowww Mhissiers :"), entah kenapa jadi pengen nulis, hmm sedikit terinspirasi dari pengalaman pribadi sih, but who cares :p. Yaudah cek it out kuy!


       Di jaman sekarang begitu banyak kemajemukan yang bisa kita temui. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, begitu banyak orang yang memiliki kebiasaan berbeda. Banyaknya perbedaan itu sudah menjadi kebiasaan dan cara hidup masing-masing orang. Terkadang perbedaan itu bernilai positif atau bahkan negatif. Lalu, bagaimana cara kita mengatasinya?

       Menurut Myer-briggs setiap manusia memiliki kepribadian dari total 16 karakter utama. 'Ekstrovert' atau 'Introvert', 'Intuisi' atau 'Sensing', 'Thinking' atau 'Feeling', serta 'Terbuka' atau 'Terorganisir'. Dari sekian banyak posibilitas yang ada, pastilah dari sifat-sifat dasar itu manusia menjadi terbagi kedalam kelompok-kelompok sosialnya. Mayoritas atau minoritas? Tentu saja banyak yang menjawab mayoritas, karna namanya saja mayoritas, pasti jumlah mereka lebih banyak *herp*.

       Namun pernahkah kamu berpikir bahwa menjadi minoritas itu "menyenangkan"? Sebagai minoritas, saya merasa cukup bangga. Terkadang memang, menjadi bagian minoritas menjadi kendala yang sangat menyulitkan. Masyarakat seringkali men-judge saya dengan cepat, dan tentu saja saya tidak bisa menyalahkan mereka. Terkadang saya merasa sangat sulit mendapatkan teman, dan banyak hal lainnya yang terkesan sebagai bentuk 'indimidasi' sebagai golongan minoritas. Tetapi sebenarnya, menjadi minoritas tidaklah se-menyedihkan itu. Intinya, kita harus tetap percaya diri ketika kita telah yakin pilihan yang kita buat benar.


       Jadi minoritas itu menyenenangkan! Kita jadi tidak perlu memilih-milih kelompok berteman. Kita bisa bersikap setulus yang kita mau kepada orang yang telah kita percaya, karena hubungan yang kita buat begitu intim (bukan hub intim lho ya -_-) wkwk. Jikalau tidak suka, kita tidak perlu berpura-pura jadi orang yang sok baik demi mendapatkan sesuatu. Bayangkan saja, apa jadinya jika semua yang ada di dunia ini didasari atas dasar politik? Oleh karena itulah ketulusan merupakan hal yang sangat sulit sekali di jumpai sekarang. Maka ketika semua orang mencari dan berusaha mendapatkan itu, mengapa kita tidak menjadi orang itu? Kita bisa 'menjadi' daripada 'meminta'. Tentu jika setiap hubungan setulus itu, takkan ada lagi perang dan persilisihan, karena semuanya tulus dan saling mencintai satu sama lain (apalagi dicintai kamu >///< kyaaa).

     Perbedaan itu pasti ada, oleh karena itu nilailah segala sesuatu dengan objektif bahwa meskipun ketika sesuatu telah menjadi bagian dari 'mayoritas' hal itu memang membuatnya terlihat lebih 'wajar', namun ingatlah bahwa "Yang banyak belum tentu benar". Jadilah diri sendiri yang membawa semangat dan aura positif atas dasar ketulusan. Jangan takut untuk berbeda dan menjadi bagian yang 'sedikit' itu, karena meski "Yang sedikit belum tentu benar juga" namun "Yang benar pasti lebih sedikit jumlahnnya". Beranilah untuk benar! Beranilah untuk berbeda!


Cukup sekian posting kali ini, Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari Mhissiers :D. Mohon maaf atas segala salah yang saya lakukan dan Terimakasih~ 

Copyright by: www.mhis25.tk