Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Haarrrooww Mhissiers :)
Kita ketemu lagi nih sama @Mhis_25 <ID IG wkwk numpang promote :p,. Mhis punya mindset lagi (dan lagi) buat kalian semua, namun kali ini mhis mencoba menyajikannya dalam bentuk essai yang bertemakan "Keharmonisan",. Go...
Saat ini sangat banyak kejadian negatif hanya karena perbedaan yang muncul di masyarakat dalam negeri. Berbeda, dalam hal yang padahal tak akan mungkin sama, contoh kecilnya seperti suku. Apakah benar jika terjadi perang internal hanya karena perbedaan suku dan budaya? Kita pun terkadang tak tahu bagaimana cara menyikapinya. Seolah kata NKRI yang berarti Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah menjadi Negara Perceraian Republik Indonesia, tentu saja kita tak mau hal itu terjadi.
Apakah kita sadar dimana letak kesalahan kita? Ketika kita menyalahkan perbedaan di saat itulah sebuah tali persatuan ini renggang, dan disaat kita berbuat hal yang salah hanya karena faktor perbedaan yang tak bisa disamakan, saat itu juga tali persaudaraan itu putus. Apa sebenarnya makna Negara Kesatuan bagi kita? Bangsa indonesia adalah bangsa yang kaya, baik dari dalam maupun dari luar lapisan kulit buminya. Namun, apa daya ketika tak ada harmonisasi antara Sumber daya alam dan sumber daya manusianya, bak sebuah istana tanpa raja atau bak penguasa tanpa singgasana.
Sebuah tragedi yang bahkan berlangsung hingga kini, sebuah ironi yang bahkan tak disadari oleh negara dengan total penduduk terbanyak ke 4 di dunia ini. Sebuah sumber daya kelautan yang sia sia, meski merupakan negara maritim terluas se jagat raya, karena nelayan yang nelangsa. Sebuah negara yang hancur moralnya meski penduduknya yang merupakan muslim terbanyak di dunia. Negara merdeka yang masihh dijajah meski telah memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus tahun 45. Sebuah negara dengan rumah yang dibangun dengan 5 pilar pancasila yang ironisnya tiang tersebut dirubuhkan sendiri oleh penghuninya.
Dengan mulutnya ia berkata "NKRI" Harga Mati, namun dalam hatinya "NPRI" Tujuan Sehati. Mereka yang memuliakan "Keuangan yang maha kuasa" yang membuat manusia generasi kini "Tak lagi adil, namun biadap", ketika rakyat terabaikan karena yang bersatu bukanlah Indonesia, namun "Persatuan mafia yang ada didalamnya", saat itulah "Demokrasi hanyalah permainan susun kata" oleh orang yang "Merampas keadilan sosial rakyat Indonesia".
Cukup! Air hujan kebahagiaan rakyat indonesia telah digantikan oleh rintikan air mata sang garuda, melihat pita Bhineka Tunggal Ika yang kini tak lagi bermakna dalam genggamannya. Menyaksikan simbol 5 pilar di dadanya bagaikan sebuah simbol tanpa makna. Oh lambang negaraku, maafkanlah orang-orang yang menghinamu. Ibu pertiwi, hentikanlah tangisanmu. Aku berjanji untuk mempersatukan negeri ini, bukan hanya dalam lisan dalam juga dalam keutuhan niat di hati.
Pergilah penghianat negeri, biarkanlah aku bersama orang yang cinta pada Indonesia ini yang menyembuhkan negeri kami, karena kutahu meski tak ada kata terlambat, namun tetap akan ada yang namanya batas. Agungkanlah pilar negeri, karena kami masih disini, junjung tinggilah hukum kami, hingga ajal menjemput kami,. Bahkan setelah jasad dan roh ini bercerai, namun cintaku tetap abadi, untukmu Indonesiaku!.
Hargailah hasil Karya orang lain. Jangan sampai akibat ke-egoisan anda menjadikannya petaka dalam hidup anda. Karena nilai dari sebuah keikhlasan itu tidak terkira harganya. So be Smart and Be Wise~
Cukup sekian posting kali ini, jika ada waktu saya akan mengembangkan posting ini,. Kritik, saran, serta hujatan silahkan tujukan kepada saya :D. Mohon maaf atas segala salah yang saya lakukan dan Terimakasih~
Copyright by: Mhis25.Blogspot.com