Seandainya Aku Mampu Untuk Memahami Perasaanmu

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Haarrrooww Mhissiers :)


Sebuah Penggalian Terowongan Waktu, Seandainya Aku Mampu Untuk Memahami Perasaanmu


Jika masing-masing dari kita ditakdirkan untuk bertemu, maka belum tentu Tuhan mentakdirkan kita untuk bersatu


Aku teringat bagaimana kita bertemu 9 tahun yang lalu, kala itu kita hanya siswa SMA yang kebetulan sekelas. Meski ada satu perbedaan yang mendasar, aku adalah pria introvert yang tertutup dan kau adalah gadis ekstrovert yang ceria. Namun kita menjadi cepat akrab karena memiliki banyak kesamaan, salah satunya kita sama-sama menyukai bidang dan pelajaran yang sama, tapi yang jadi favoritku adalah ketika kita berdiskusi hingga lupa bahwa dunia ini tak hanya milik kita berdua. Curhatan kita membuat kita memahami pemikiran dan masalah satu sama lain, namun tidak untuk perasaan ini. Sebenarnya aku telah berfikir sebelumnya tentang rencana Tuhan dibalik pertemuan ini, namun lebih baik jika semua ini menjadi misteri di kehiupan kita.


Tak semua rasa suka berarti cinta namun bukan berarti kita harus selalu mengingkari perasaan kita, karena hal itulah yang memberikan warna pada kehidupan kita

Engkau jauh lebih spesial daripada seorang teman, namun kau jelas bukan seorang pasangan karena kita tak pernah membahas perasaan. Yang kutahu kita dekat karena merasa nyaman satu sama lain. Namun ada banyak hal yang membuatku heran, seperti ketika kita bertatap mata, aku seolah merasakan dunia kita bersatu. Aku selalu terdiam dan hanyut ke dalam tatapanmu, seolah kita begitu ngotot untuk tidak memalingkan wajah, hal itu selalu berakhir dengan senyum malu dan tawa. Tapi tetap saja aku tak menyadari hidupku jadi lebih berwarna, saat itu aku hanya mencoba menyangkal hingga tidak menyadari perasaanku yang sebenarnya.


Bersama denganmu membuatku lemah, karena demi engkau aku rela meneteskan air mataku sebagai seorang pria

Aku tak menyadari jika aku telah bercerita hingga hari berganti dimalam itu. Bagi introvert sepertiku yang kusadari hanyalah kehadiranmu yang justru membuatku menjadi orang yang lemah. Karena kamu membuatku tak malu untuk menangis di hadapanmu. Bagiku kaulah satu-satunya orang yang tahu bagaimana diriku yang sebenarnya tanpa perlu berpura-pura dan menjadi yang lain. Sontak engkau memberiku sebungkus tisu yang kau bawa dan menghapuskan air mataku. Aku menyesal karena tak menyadari betapa relanya dirimu berkorban demi aku. Terutama saat kusadari ternyata semua ini terasa mudah karena ada dirimu yang berjuang bersamaku.


Aku sendiri tidak yakin akan perasaanku padamu jadi aku tidak pernah membiarkanmu untuk tahu tentang itu

Kau adalah gadis yang terlalu sempurna dimataku, bahkan aku jarang sekali melihatmu bersedih tapi hari itu sungguh berbeda. Kau memintaku menemuimu dan aku tampak seperti pria bodoh karena berusaha menghindarimu, tanpa berusaha memahami kesedihan dan perasaanmu. Aku menyesal telah mengacaukan hari itu, aku tak memperhatikan kata-kata yang kau ucapkan karena kau mengucapkannya sambil menangis tersedu-sedu. Akupun tak memahami arah pembicaraanmu bahkan untuk sekedar duduk lebih dekat atau agar aku bisa meminjamkan bahuku.
Hari itu tampak bagai hari pembodohan bagiku, hanya karena aku tak mampu berkata bahwa aku mencintaimu. Mengapa aku menghindari anugerah ini, padahal hatiku sungguh teriris ketika tangismu pecah tepat di hadapanku.Yang kuingat adalah aku malah menyuruhmu menangis sekeras mungkin untuk meluapkannya. Ya, aku ingat karena itu merupakan kesalahan besar yang kusesali. Meski sebenarnya yang perlu kulakukan sangatlah sederhana, yaitu menghentikan kesedihanmu dan menghapus air matamu. Maafkan kebodohanku, aku berharap bisa memahamimu saat itu.


Aku tak menyadari bahwa dari awal aku sudah kehilangan dirimu, namun aku tak merasakannya sampai aku benar-benar kehilangan dirimu seutuhnya

Kesenjangan terjadi sejak saat itu, hingga aku hendak merantau tuk melanjutkan kuliahku. Saat berkemas, aku baru menyadari ternyata terdapat sebuah tulisan pada lembar tisu terakhir yang dahulu kau berikan. Tisu itu memang tak kugunakan karena kujadikan kenang-kenangan. Betapa kagetnya aku, saat tisu itu ternyata menjadi pengakuan bahwa ternyata kau mencintaiku. Berharap belum terlambat, aku pergi ke toko perhiasan untuk memesan sebuah cincin yang akan kuberikan sekaligus melamarmu. Aku tampak seperti pria bodoh saat mengetahui ternyata engkau sudah memiliki pasangan. Aku bahkan menunggumu selama 7 tahun hanya untuk menunggu saat itu.

Pagi itu, sambil tersenyum akhirnya aku bersiap-siap untuk pernikahan yang penting dalam hidupku. Aku gemetaran, apalagi ketika melihat kembali semua benda yang mengingatkanku tentang semua kisah kita. Meski hanya sebungkus tisu, tapi semua benda yang pernah kau berikan memiliki kenangannya masing-masing. Aku tersenyum bahagia, hingga air mataku menetes tatkala mengambil benda terakhir dari koleksiku, yaitu cincin yang selama ini kusimpan. Hanya untuk menunggu saat ini, saat ketika seharusnya aku bisa memasangkannya di jari manismu.


Tak bisa kubayangkan ketika aku hanya menjadi tamu di acara itu. Yang membuatku sedih bukan karena kini dirimu menjadi milik orang lain, namun kenyataan bahwa meski saling cinta namun kita tak bisa bersatu. Aku bahkan tak sempat memasangkan cincin ini di jarimu. Kini yang bisa kulakukan hanya merelakan dan berharap engkau bahagia. Tapi bagaimana bisa? Bahkan saat aku menyalamimu kau malah tersenyum manis, namun bukannya tertawa seperti biasanya, engkau malah menjatuhkan air matamu tepat di depan mataku. Membayangkannya saja aku tidak sanggup, apalagi jika mengetahui bahwa aku adalah alasan dibalik jatuhnya air matamu.


Hargailah hasil Karya orang lain. Jangan sampai akibat ke-egoisan anda menjadikannya petaka dalam hidup anda. Karena nilai dari sebuah keikhlasan itu tidak terkira harganya. So be Smart and Be Wise~ 

Cukup sekian posting kali ini, Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari Mhissiers :D. Mohon maaf atas segala salah yang saya lakukan dan Terimakasih~ 

Copyright by: www.mhis25.tk

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »